Sistem adalah suatu kesatuan dari pada unsur-unsur atau
komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi antara unsur
atau komponen yang satu dengan yang lainnya yang mana apabila salah satu dari
unsur atau komponen tersebut terganggu maka sistem tersebut juga akan
terganggu.
5. Agribisnis Merupakan Suatu Sistem
Agribisnis merupakan suatu sistem dapat dikatakan demikian karena dalam
agribisnis terdapat berbagai komponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan
dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan
agribisnis.
Empat
Subsistem Agribisnis :
Subsistem
agribisnis hulu (upstream agribusiness) (off-farm), Kegiatan ekonomi yang
menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan
agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan),
dan industri benih/bibit.
Subsistem
produksi/usahatani (on-farm agribusiness), kegiatan ekonomi yang menggunakan
sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk
menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini
adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman
obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan
kehutanan.
Subsistem
agribisnis hilir (down-stream agribusiness)(off-farm), berupa kegiatan ekonomi
yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara
maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di
pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis
hilir ini antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan
minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami),
industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain
beserta kegiatan perdagangannya.
Subsistem
lembaga penunjang (off-farm), seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi
agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan
fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta
kebijakan lainnya).
Dari
keempat subsitem tersebut apabila salah satu subsistem terganggu dan tidak
dapat menjalankan sebagaimana fungsi utamanya, maka secara otomatis secara
keseluruhan sistem agribisnis tersebut juga akan terganggu.
Dengan
demikian agribisnis dapat dikatakan sebagai sebuah sistem karena agribisnis
memiliki hubungan dan saling berinteraksi antara komponen yang satu dengan yang
lainnya dalam menjalankan kegiatan agribisnis.
6. Mengapa Perlu Membangun Agribisnis
Pertanian merupakan sektor penyumbang PDB terbesar di Indonesia jika
dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Jadi jika dikatakan mengapa perlu membangun agribisnis?
Karena agribisnis merupakan sektor yang dapat memberikan PDB terbesar
di Indonesia dan tidak hanya itu sektor ini juga dapat menyerap banyak jumlah
tenaga kerja yang apabila pembangunan agribisnis ini dapat dilaksanakan maka
secara otomatis akan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dengan adanya
lapangan pekerjaan baru ini maka akan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang
ada di Indonesia dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Indonesia terkhususnya
masyarakat yang ada dipedesaan.
Tidak hanya itu jika pembangunan agribisnis ini dapat terwujud maka
Negara kita ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tidak perlu mengimpor
dari Negara lain lagi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan jika
pembangunan agribisnis ini dapat terlaksana tidak hanya kebutuhan dalam negeri
saja yang dapat kita penuhi namun, kita juga dapat mengekspor keluar negeri
yang tentunya akan dapat memberikan pendapatan Negara yang lebih besar.
7. Potensi Membangun Agribisnis di Indonesia
Indonesia mempunyai potensi yang sangat
besar dalam pengembangan agribisnis bahkan dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Potensi agribisnis tersebut diuraikan
sebagai berikut :
a. Dalam Pembentukan Produk
Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian
nasional, diperkirakan sebesar 45 persen total nilai tambah.
b. Sektor agrbisnis merupakan
sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar 74 persen total
penyerapan tenaga kerja nasional.
c. Sektor agribisnis juga berperan
dalam penyediaan pangan masyarakat. Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan
pangan pokok beras telah berperan secara strategis dalam penciptaan ketahanan
pangan nasional (food
security) yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan
sosial (socio security), stabilitas ekonomi,
stabilitas politik, dan keamanan atau ketahanan nasional (national
security).
d. Kegiatan agribisnis umumnya
bersifat resource based industry. Tidak ada satupun negara di dunia seperti
Indonesia yang kaya dan beraneka sumberdaya pertanian secara alami (endowment
factor). Kenyataan telah menunjukkan bahwa di pasar internasional hanya
industri yang berbasiskan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif dan
mempunyai konstribusi terhadap ekspor terbesar, maka dengan demikian
pengembangan agribisnis di Indonesia lebih menjamin perdagangan yang lebih kompetitif.
e. Kegiatan agribisnis mempunyai
keterkaitan ke depan dan kebelakang (backward dan forward linkages) yang sangat besar. Kegiatan
agribisnis (dengan besarnya keterkaitan ke depan dan ke belakang) jika
dampaknya dihitung berdasarkan impact multiplier secara langsung dan tidak
langsung terhadap perekonomian diramalkan akan sangat besar.
f. Dalam era globalisasi perubahan
selera konsumen terhadap barang-barang konsumsi pangan diramalkan akan berubah
menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian diramalkan pula
terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model Kentucky. Dengan demikian agroindustri
akan menjadi kegiatan bisnis yang paling attraktif.
g. Produk agroindustri umumnya
mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi pendapatan seseorang
makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.
h. Kegiatan agribisnis umumnya
menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga pengembangannya melalui
agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun juga dapat menghindari
pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin.
i. Teknologi agribisnis sangat
fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal ataupun padat tenaga kerja,
dari manejement sederhana sampai canggih, dari skala kecil sampai besar.
Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan padat, maka dalam
pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.
j. indonesia punya sumberdaya
pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak
makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen
umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi
dan tidak busuk dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
8.
Mengapa Mahasiswa Perlu
Mempelajari Agribisnis
a. Sebagai salah satu sector ekonomi
penting
Agribisnis merupakan sektor yang
memberikan kontribus yang besar dalam perekonomian di Indonesia, sektor
agribisnis memberikan PDB yang paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor
lainnya. Dan juga sektor agribisnis dapat menyerap banyak tenaga kerja yang
memungkinkan untuk mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia dan sektor
agribisnis ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
b. Penyerap banyak tenaga kerja
Sector agribisnis merupakan sektor
yang memiliki banyak jenis, dengan demikian maka banyak lapangan pekerjaan baru
yang dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut maka sektor ini dapat menyerap
lebih banyak jumlah tenaga kerja.
c. Sektor dinamika dan menantang
Sector agribisnis merupakan sektor
yang memiliki dinamika perubahan yang mengikuti teknologi sehingga pada sektor
menantang bagi para manajer agribisnis agar memiliki kemampuan yang handal
dalam menjalankan agribisnis, agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman.
d. Memiliki keterkaitan yang luas
Sektor agribisnis merupakan sektor
yang memiliki keterkaitan yang sangat luas antara sektor yang satu dengan
sektor yang lainnya, sehingga sektor agribisnis ini akan dapat berjalan dengan
baik jika setiap sektor yang ada saling berhubungan dan berinteraksi satu
dengan yang lainnya.
e. Memiliki spektrum yang sangat luas
f. Banyak berhadapan dengan faktor
eksternal
Sektor agribisnis merupakan sector
yang sangat dipengaruhi oleh factor eksternal, dalam hal ini adalah factor
cuaca, karena kegiata pertanian yang ada semuanya dilakukan dengan dukungan
alam, jadi dalam pertanian kegiatan produksinya semua tergantung pada alam.
g. Menjadi manajer yang handal
Sektor agribisnis merupakan sektor
yang memiliki sangat banyak keterkaitan yang luas dengan yang lainnya, dan
dalam sektor agribisnis hampir sebagian besar dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Oleh karena itu dalam agribisnis harus memiliki seorang manajer yang
hadal dalam menghadapi semua permasalahan yang ada dengan baik dan tepat.
Karena dalam sebuah sektor, seorang
manajer merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan sektor
tersebut, untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada didalam sektor
tersebut, dalam hal ini adalah sektor agribisnis.
B.
SARANA PRODUKSI
1.
Pengertian
Sarana Produksi, Alat dan Mesin Pertanian
a. Sarana produksi adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam
pelaksanaan produksi, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan
dengan semua kegiatan produksi pertanian.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi
utama sebagai berikut :
1)
Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
2)
Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
3) Hasil
kerja lebih berkualitas dan terjamin.
4) Lebih
memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.
5)
Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
6)
Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yangberkepentingan.
7)
Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya
Pengelompokan
penggunaan istilah alat dan mesin pertanian dapat diketahui dari tabel di bawah
ini.
No
|
Kriteria
|
Alat
|
Mesin
|
1
|
Bentuk dan mekanisme yang
digunakan
|
Bentuk dan mekanisme
sederhana
|
Bentuk dan mekanisme
lebih kompleks
|
2
|
Tenaga penggerak
|
Umumnya manual
|
Umumnya menggunakan mesin
|
3
|
Jumlah proses
|
Sedikit
|
Banyak
|
Beberapa
contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat
penanam benih padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin
adalah traktor roda dua, mesin penggiling,
dan mesin pemanen padi.
Alat
dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara
lain:
· Menyediakan
tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
· Antisipasi
minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
· Meningkatkan
kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
· Meningkatkan
kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta
mutu terjamin
· Meningkatkan
kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
· Mengerjakan
tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
· Memberikan
peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian.
2. Komponen-komponen Sarana Produksi
Pada Usahatani
Komponen-komponen Sarana Produksi Pada Usahatani
kedelai yakni
·
Peralatan
·
Benih (bibit)
·
Pestisida
·
Mesin
·
Pupuk organik dan non
organik
3. Pengadaan sarana
produksi usahatani kedelai
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada saat ini seharusnya
pengadaan sarana produksi yang dibutuhkan oleh usahatani kedelai dapat
dilakukan secara cepat, tepat, dan berkualitas untuk menunjang dalam
menghasilkan produktifitas yang tinggi.
4. Permasalahan
Sarana Produksi Pada Usahatani
kacang kedelai
Permasalahan yang dihadapi oleh usahatani
kacang kedelai ini yakni kurangnya sarana produksi yang menggunakan teknologi
canggih dalam proses yang ada sehingga produksi yang dihasilkan usahatani
kacang kedelai ini kurang efektif dan efisien.
Tidak hanya itu proses yang dilakukan juga
masih menggunakan cara manual yang tentunya masih menggunakan tenaga manusia
baik itu dalam proses penanan sehingga proses selanjutnya.
5.
Upaya Perbaikan pengadaan sarana produksi pada Usahatani kacang kedelai
Upaya Perbaikan pengadaan
sarana produksi pada Usahatani seharusnya diupayahkan saran produksi
tersebut tepat waktu, tepat jumlah, berkualitas, tepat tempat dan harganya yang
tepat.
Karena dalam usahatani sangat tergantung
pada penyediaan pegadaan sarana produksi agar kegiatan produksi usahatani dapat
berjalan.
Dan
pada Upaya Perbaikan pengadaan sarana
produksi pada Usahatani sebaiknya menggunakan pengembangan dan
penerapan paket ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) pertanian secara
continue agar usahatani yang ada dapat berkembang.
C. USAHATANI
1. Pengertian Usahatani
Menurut
Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani adalah proses
pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang
diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang
dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari
keuntungan.
2. Biaya
Produksi
Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi untuk
menjadikannya suatu produk (Hernanto, 1995).
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis
Usahatani Kedelai Per Hektar Per Musim Tanam
No.
|
Uraian
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Biaya tetap
Biaya variabel
Total biaya produksi
Penerimaan
(Produksi 1.325 kg, harga
Rp2.000,00/kg)
Pendapatan kotor (sebelum pajak)
Pajak penghasilan (15%)
Pendapatan bersih
|
412.472,50
1.400.525,00
1.812.997,50
2.650.000,00
837.002,50
125.550,38
711.452,12
|
8.
9.
10.
|
R/C = 1,46
BEP = 906,50 kg per ha atau 0,68
Ha
ROI = 39,24 %
|
Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat
dilihat bahwa usahatani kedelai masih menguntungkan yaitu dengan keuntungan
bersih Rp 711.452,12/ha/mt. Selain tiu penerimaan usahatani sebesar 1,46 kali
jumlah biaya yang dikeluarkan dan tingkat pengembalian modal atau tingkat
keuntungan yang dicapai 39,24 % yang jauh lebih besar dari bunga pinjaman bank
24 %.
Skala
usahatani tanaman kedelai yang merupakan jumlah produksi atau luas lahan yang
terkecil yang harus diupayakan oleh petani dalam berusahatani kedelai supaya
usahatani tersebut tidak mengalami kerugian, tidaklah terlalu luas, hal ini
ditunjukkan oleh besarnyaBreak Event Point (BEP).
Tabel 3. Kriteria Investasi
Usahatani Kedelai
No.
|
Uraian
|
NVP (24%)
|
Net B/C
|
IRR
|
1.
2.
3.
4.
|
Keadaan normal
Biaya naik 20%
Pendapatan turun 10%
Produksi mulur 1 tahun
|
4.908.380,02
1.524.894,81
-657.685,81
-4.886.395,52
|
2,79
1,33
0,88
0,56
|
73,82
63,76
18,05
-7,75
|
Berdasarkan
Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa dalam keadaan normal (sesuai dengan yang
diproyeksikan) NPV positif Rp 4.908.380,02, Net B/C = 2,78 dan IRR =
73,82% yang jauh di atas persentase bunga pinjaman (24% per tahun). Hal ini
memberikan arti bahwa proyek ini sangat layak untuk dilaksanakan.
3. Pendapatan (kotor/bersih)
1.
Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produksi total
usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak
dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan untuk pembayaran dan disimpan
untuk digunakan pada akhir tahun.
2.
Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara
pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih
usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan
faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal
pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani.
4. Pendapatan
kerja keluarga
jumlah
uang yang diterima oleh pekerja keluarga dari aktivitasnya produksi yang
dilakukan.
5. Efisiensi
Usahatani
suatu usahatani yang dalam produksinya
menghasilkan produk dengan cepat, lancar dan dengan pemborosan yang minimum.
Efisiensi
dalam usahatani sangat menentukan kegiatan usahatani tersebut untuk
menghasilkan produk dengan cost (biaya) yang kecil.
6. Permasalahan pada usahatani kacang
kedelai
a.
Pola produksi beberapa komoditi pertanian
terletak dilokasi yang berpencar.
b.
Diusahakan dalam skala yang kecil
c.
Produk tidak tersedia sepanjang tahun
d.
Harga komoditi pertanian berfuktuasi sangat
tajam
e.
Sarana prasarana kurang memadai
f.
Biaya transportasi tinggi
Karena
lokasi pertanian yang berpencar-pencar dan jaraknya yang jauh dari pasar yang
mengakibatkan biaya transportasi dalam penyaluran produk pertanian menjadi
semakin tinggi dan harga produk juga secara otomatis akan mahal dipasaran,
sehingga usahatani di Indonesia cendrung kurang efisien dalam biaya
transportasi
g.
Agroindustri yang terbatas
Kurangnya
agroindustri di pedesaan merupakan permasalah yang saat ini dialami oleh para
petani kita.
Seandainya
agroindustri di pedesaan memadahi maka produk-produk pertanian yang dihasilkan
di pedesaan tidak akan mengalami kemerosokkan apabila tidak dapat dipasarkan
dipasaran, dan dengan adanya agroindustri dipedesaan akan dapat membantu para
petani dalam meningkatkan nilai produk pertanian para petani dengan mengolah
hasil pertanian tersebut menjadi berbagai jenis produk baru.
Sebagai
contoh : komoditi kacang kedelai, jika diolah oleh agroindustri menjadi
tahu,tempe atau bahkan menjadi susu kedelai maka nilai dari kacang kedelai
tersebut akan mengalami peningkatan dan secara otomatis akan meningkatkan
pendapatan para petani kacang kedelai tersebut.
h. Sistem
kelembagaan, terutama dipedesaan kurang mendukung.
Pada komoditi kedelai permasalahan
dalam Permasalahan dalam pengembangan
kedelai secara umum adalah
sebagai berikut :
·
Penerapan
teknologi berjalan lambat
·
Penggunaan
benih bermutu masih
rendah
·
Penggunaan pupuk berimbang, bio hayati dan
organik masih rendah
·
Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya
·
Harga kurang menarik dibandingkan komoditas
lain
·
Masih dianggap sebagai
tanaman sela dalam
sistem budidaya
·
Pemasaran
kurang terjamin
·
Lemahnya akses petani terhadap sumber
permodalan/ pembiayaan usaha,
dan
·
Kelembagaan dan kemitraan usaha belum
berkembang
Di samping itu, kendala di luar
sektor pertanian juga sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kedelai yaitu antara
lain :
·
Semakin berkurangnya ketersediaan lahan
produksi akibat alih fungsi lahan,
·
Berkurangnya
ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan industri
dan pemukiman dan
·
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
BUDIDAYA TANI KEDELAI
a. Teknik Budidaya
1.
Pembibitan
1. Penyiapan
Benih
Pada
tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur
dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan
di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium
japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau
kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini
akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari
udara.
Cara
pemberian legin:
o
sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air
sekitar 10 cc;
o
legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok
hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
o
setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar
15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu
sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
Selain
itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2. Teknik
Penyemaian Benih
Penanaman
dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara
menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak
tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat
diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang
banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan
lainnya tidak terganggu.
3. Pemindahan
Bibit
Ketika
memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara
yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran
tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhan bahkan mati.
2. Pengolahan
Media Tanam
1. Persiapan
Terdapat
2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah
(ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
2. Pembentukan
Bedengan
Pembuatan
bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60
cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang
satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
3. Pengapuran
Tanah
dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus
dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat
diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam
lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim
tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah
bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang
diinginkan.
Kapur
halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan
pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan
pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon
4. Waktu
Tanam
Pemilihan
waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena
banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan
berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir
musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup
air.
Waktu
tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman:
bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim
penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah
menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat
ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
3. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Kedelai
mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen.Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen.Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2. Penyiangan
Penyiangan
ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan
hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka
pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
4) Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat
tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas
ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah
yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat
adalah sebagai berikut:
a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk
Urea=50 kg/ha.
b) Sawah kondisi tanah subur sedang:
pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c) Sawah kondisi tanah subur rendah:
pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d) Lahan kering kondisi tanah kurang
subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
e) Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75
kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
5) Pengairan dan Penyiraman
Kedelai
menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini
dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen,
tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila
kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan
pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan. Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.
kegagalan panen.Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan. Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.
Caranya
tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap
7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh.
Pada
tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar membusuk.
Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter
lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal ini terutama dilakukan pada
saat musim hujan.
6)
Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan
pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola
penyerangannya.
a.
Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih,dilakukan
sebelum benih ditanam.
b. Ulat
prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40
EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan
telur. Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide
c. 25 EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC,
Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman setelah berumur di atas
20 hari. a. Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan
Dusban
d.
20 EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
a. Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
a. Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
7)
Pemeliharaan Lain
Kedelai
termasuk tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari maka membutuhkan
tanaman pelindung. Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda sehingga
proses pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan tidak
berbuah sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang -cabang
kering tanaman pelindung yang jatuh.
7.
HAMA DAN PENYAKIT
7.1.
Hama
a)
Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu
dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu
ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada
awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu,
pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian:
(1)
menanam kedelai
pada
waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak
ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;
(2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya;
(3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;
(2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya;
(3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
(4)
penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
b)
Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)
Lalat
bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang,
kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam
di ladang.
Pengendalian:
(1)
waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan
kering);
(2)
penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC
c) Kumbang
daun tembukur (Phaedonia Inclusa)
Bertubuh
kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan
kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.
Pengendalian:
penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50
EC.
d)
Cantalan (Epilachana Soyae)
Kumbang
berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian:
sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.
e)
Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat
yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada
buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian:
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian:
(1)
kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),
sebelum
ulat berkembang biak;
(2)
penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
f)
Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala:
polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian:
penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
g)
Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang
tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian:
Saat
benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah
ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h)
Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang
16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas
menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada
di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan
bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.
Gejala:
polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit
polong berbintik coklat.
polong berbintik coklat.
Pengendalian:
Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
i)
Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan:
mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan,
panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok
telur terdiri dari 350 butir.
Gejala:
kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar
mencari rumpun lain.
Pengendalian:
(1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
7.2.
Penyakit
a)
Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit
ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.
Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala:
layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian:
(1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
(1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
b)
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit
ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek.
Gejala:
daun sedikit demi sedikit layu,menguning. Penularan melalui tanah dan
irigasi.
Pengendalian:
(1) varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
(2) menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
(1) varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
(2) menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
c)
Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi.
Penularan melalui singgungan tanam
karena jarak tanam terlalu dekat.
Gejala:
bunga, buah dan daun mengecil.
Pengendalian:
menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
d)
Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine Mori)
Penyakit
ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan
biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab.
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang
paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi
polong tua menjadi kerdil.
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang
paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi
polong tua menjadi kerdil.
Pengendalian:
(1)
perhatikan pola pergiliran tanam yang
tepat;
(2)
penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper Sandoz.
e) Penyaklit
karat (Cendawan phakospora Phachyrizi)
Penyakit
ini menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang
menerbangkan dan menyebarkan spora.
menerbangkan dan menyebarkan spora.
Gejala:
daun tampak bercak dan bintikcoklat.
Pengendalian:
(1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
(1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
(2)
menyemprotkan Dithane M 45.
f)
Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas phaseoli)
Penyakit
ini menyerang daun.
Gejala:
permukaan daun bercak-bercak menembus ke bawah.
Pengendalian:
menyemprotkan Dithane M 45.
g)
Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium Sp)
Penyakit
ini menyerang batang. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: batang
menguning kecokllat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
Pengendalian: (1) memperbaiki drainase lahan; (2) menyemprotkan Dithane M
45.
Pengendalian: (1) memperbaiki drainase lahan; (2) menyemprotkan Dithane M
45.
h)
Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang
Yang diserang daun dan tunas. Penularan vektor
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala:
perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian:
(1) penanaman varietas yang tahan terhadap virus; (2) menyemprotkan Tokuthion
500 EC.
perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian:
(1) penanaman varietas yang tahan terhadap virus; (2) menyemprotkan Tokuthion
500 EC.
8. PANEN
8.1.
Ciri dan Umur Panen
Panen
kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan
karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari
hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan
tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan
merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong
retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan
gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
Perlu
diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari,
tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai
yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,
sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan
biji betulbetul sempurna dan merata.
8.2. Cara Panen
Pemungutan
hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat
dijemur.
a)
Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan
tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses
pencabutan akan lebih mudah. Cara
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b)
Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk
memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak
menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam,
pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan
kesuburan tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak
senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah
yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan
memotong akan lebih cepat.
8.3. Periode Panen
Mengingat
kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak
benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap,
beberapa kali.
8.4. Prakiraan Produksi
Produksi
kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700 kg/ha.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah
pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai
dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen
selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah
pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada
saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga
menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji
lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah
bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
Biji
kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji
tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen
tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15
%.
Penjemuran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat
beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan
cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau
dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah
biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan.
Sebagai
perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai
sekitar 18,2 %.
9.3. Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai
tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya
kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini
ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah
atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan
sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
D. AGROINDUSTRI
1.
Pengertian
agroindustri
Pengertian
Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan
yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang
dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan
pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan
distribusi.
Agroindustri
adalah suatu industri yang mentransformasikan hasil pertanian (dalam arti luas)
menjadi produk industri dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya; dengan
demikian merupakan suatu sistem terintegrasi yang melibatkan sumberdaya hasil
pertanian, manusia, ilmu dan teknologi, uang, dan informasi.
Agroindustri
berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu
industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau
suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan
sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri
dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta
jasa untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian agroindustri meliputi
industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan
dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida
dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Contoh
dari agroindustri kacang kedelai sendiri yaitu
·
Industry susu kedelai,
·
Tempe,
·
Tahu,kecap,tauco,
·
Abon kedelai, daging
tiruan/meat analog (untuk vegetarian), minyak dan bungkil kedelai, dan berbagai
bentuk makanan ringan/snack (keripik, rempeyek, dll).
·
Berbagai produk kosmetik
dan kesehatan mencantumkan kedelai dalam komposisi bahan bakunya. Berkembangnya
industri peternakan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku bungkil
kedelai sebagai sumber protein penting dalam komposisi pakan unggas setelah
jagung (Tangendjaja, et al, 2003).
2.
Nilai Tambah Agroindustri
Agroindustri pada dasarnya adalah
industri yang berbasis pertanian guna menambah nilai dari komoditi pertanian
dan menyempurnakan hasil pertanian. Nilai tambah yang diberikan agroindustri
selain dapat mempertahankan dan menambah kualitas hasil pertanian juga dapat
menambah nilai ekonomisnya dengan pengolahannya menjadi suatu produk.
Agroindustri pada komoditi kedelai
dapat kita ketahui seperti pengolahan kedelai menjadi produk lain yakni menjadi
tahu, tempe,dll. Dengan adanya agroindustri ini maka secara otomatis nilai
kedelai yang semula tidak begitu tinggi, setelah diolah menjadi tahu dan tempe
tersebut meberikan nilai tambah kepada kedelai tersebut menjadi lebih tinggi
bila dibandingkan dengan nilai kedelai sebelum diproses menjadi produk baru.
3.
Permasalahan Agroindustri
Pengembangan
industri kedelai menyangkut banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Sementara
itu kurangnya lembagalinstansi seluruh Indonesia menjadi masalah dalam
perkembangan agroindustri. Sistem informasi yang berbasis komputer diperlukan
dalam pengembangan agroindustri yang diharapkan mampu mengatasi kendala tersebarnya
informasi serta mampu menyediakan informasi yang cepat dan akurat, namun di
Indonesia ketersediaan Sistem informasi yang berbasis computer tersebut kurang
memadai sehingga menghambat perkembangan agroindustri di Negara ini . Masalah
khusus sistem ini membahas perancangan sistem informasi bagi industri
pengolahan kedelai. Sistem yang dirancang mencakup budidaya tanaman kedelai,
industri pengolahan serta peraturan pemerintah dalam penanaman dan industri
kedelai. Perancangan sistem meiiputi spesifikasi, analisis obyek, rancangan
secara global dan terperinci, dan pembuatan prototype implementasi sistem.
Sedangkan
pada agroindustri kedelai yang timbul di Indonesia ini yakni kurangnya pasokan
bahan baku kedelai yang dibutuhkan oleh pabrik-pabrik yang mengelolah kedelai
tersebut, serta di Indonesia agroindustri yang mengelolah kacang kedelai yang
ada di Indonesia ini sebagian besar skala nya kecil dan pekerjaannya hamper
semua dilakukan secara tradisional.
4. Upaya
Perbaikannya
Agroindustri merupakan hal yang sangat penting dalam
memberikan nilai tambah dan memberikan nilai kualitas yang lebih baik terhadap
semua jenis komoditi pertanian yang dihasilkan oleh para petani yang akan
diolah.
Upaya-upaya perbaikan agroindustri dapat dilakukan
dengan :
·
Menyediahkan lembaga-lembaga yang mendukung
serta mengawasi agroindustri
·
Menyediakan semua keperluan yang dibutuhkan
oleh agroindustri seperti ; bahan baku, dll
·
Mensosialisasikan penggunaan teknologi dalam
kegiatan produksi agroindustri untuk dapat meningkatkan hasil produksinya.
·
Menyediakan sarana dan prasarana yang
mendukung dalam pemasaran produk yang dihasilkan oleh agroindustri.
·
Dll
Tidak hanya itu
terdapat juga beberapa masalah yakni :
Agroindustri merupakan salah satu
subsistem yang melengkapi rangkaian sistem agribisnis, subsistem ini berfokus
pada kegiatan berbasis pengolahan sumberdaya hasil pertanian dan peningkatan
nilai tambah. Agroindustri memiliki peranan yang penting terkait upaya
pemenuhan kebutuhan pokok, penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, serta
peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan. Kemudian, agroindustri
diharapkan menjadi magnet bagi pembangunan pertanian Indonesia dengan membuka
pasar yang baru terkait hasil pengolahan produk pertanian karena hasil turunan
produk pertanian yang dapat menjadi beragam kegunaan sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Adapun agroindustri yang ideal adalah subsistem yang dibangun dari
wilayah pedesaaan sebagai basis utama pengembangan, karena aksesibilitas yang
baik terhadap bahan baku pertanian, pemenuhan masyarakat pedesaan terhadap
hasil produk agroindustri yang relatif potensial dan menciptakan integrasi
sistem agribisnis, dimana subsistem on farm, agroindustri dan
pemasaran menjadi satu dalam wilayah pedesaan.
Dibalik keunggulan dan idealnya
agroindustri dalam pemahaman teoritis, agroindustri yang ada di Indonesia dapat
dikatakan belum berhasil berjalan sesuai harapan masyarakat Indonesia yaitu
dengan fakta bahwa Indonesia memiliki banyak potensi pertanian yang secara
logika dapat dengan baik subsistem tersebut berjalan karena melimpahnya bahan
baku industri tersebut. Fakta berikutnya adalah apabila dibandingkan negara
tetangga seperti malaysia ataupun vietnam, agroindustri masih belum dapat leading di
regional ASEAN padahal negara-negara tersebut dahulunya belajar pertanian
di Indonesia. Diliat dari fakta bahwa agroindustri Indonesia belum berjalan
dengan baik, terbentuk opini bahwa masalah agroindustri di Indonesia cukup
kompleks.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi
pengembangan agroindustri Indonesia yaitu pertama, adanya keterbatasan bahan baku yang
memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan agroindustri. Adapun
faktanya adalah bahan baku untuk kegiatan agroindustri yang memiliki kriteria
yang runut dan kualitas yang tinggi ini, akan tetapi petani Indonesia belum
mampu memenuhi kriteria tersebut disebabkan masih sulitnya pendanaan dan
teknologi usahatani yang sesuai requirement bahan baku
industri.
Permasalahan kedua yaitu kapabilitas
sumberdaya manusia yang belum baik terkait kemampuan menggunakan teknologi
agroindustri. Masalah tersebut berdampak kepada efisiensi industri menjadi
lebih rendah dari negara pesaing. Adapun penyebab masalah tersebut adalah
lemahnya pemberdayaan sumberdaya manusia berbasis riset dan sosialisasi hasil
riset tersebut yang belum optimal terhadap masyarakat pertanian. Ketiga, investasi agroindustri
yang belum booming akibat iklim invastasi, kepastian hukum dan
politik, dan insentif yang diberikan kepada investor yang akan berkecimpung di
sektor agroindustri. Adapun salah satu contoh yaitu kebijakan agroindustri yang
ditetapkan pemerintah kerap tumpang tindih dan saling melakukan kanibalisme,
sehingga investor dan pengusaha yang ingin berkontribusi di sektor agroindustri
menjadi takut untuk melakukan pengembangan agroindustri di Indonesia.
Selanjutnya masalah keempat adalah
adanya penerapan suku bunga kredit usaha yang sama ditetapkan antara sektor
agribisnis dan non agribisnis. Adapun sektor agirbisnis memiliki karakteristik
yang lebih berisiko dari sektor non agribisnis sehingga penetapan suku bunga
pinjaman usaha yang disama ratakan adalah tindakan yang kurang proposional.
Masalah kelima dalam
pengembangan agroindustri di Indonesia adalah rendahnya peningkatan kualitas
dan mutu riset dari kalangan akademisi terkait pembaharuan teknologi di sektor
agroindustri, sehingga Indonesia masih tergantung kepada tren teknologi yang
ada di dunia tanpa melakukan inovasi guna memunculkan kekuatan diferensiasi
produk dan teknologi agroindustri Indonesia.
Masalah keenam yaitu ketersediaan saran dan prasarana
yang mendukung pengembangan agroindustri di Indonesia masih belum berjalan
sesuai harapan yang diinginkan investor dan pengusaha. Hal ini berkaitan erat
dengan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha untuk mendapatkan bahan baku
industri dan mendistribusikan produk hasil pengolahannya. Keenam masalah
tersebut merupakan sebagian kecil masalah yang didapat untuk mengurai penyebab
lambatnya pengembangan agroindustri di Indonesia. Adapun solusi yang dapat
diberikan adalah pemerintah harus dapat merencanakan arahan yang jelas terkait
sektor agroindustri Indonesia dan dapat merangkul stakeholder terkait
pengembangan agroindustri agar mendapatkan keselarasan antara tren yang
berlaku, kebijakan yang ditetapkan, dan keinginan para investor serta pengusaha
yang akan terjun di sektor agroindustri.
E. PEMASARAN
1. Pengertian Pasar dan Pemasaran
Ø Pengertian
pasar
Pengertian
secara sempit
Pasar
adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi
jual beli dan jasa.
Pengertian
secara luas
Pasar
adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual
barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga
tertentu.
Ø Pengertian
pemasaran
Pemasaran adalah suatu
proses kegiatan menyampaikan barang/jasa dari produsen ke konsumen melalui
perantara pemasaran atau dengan kata lain pemasaran merupakan suatu proses yang
mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari produsen ke konsumen.
Sebagai contoh yaitu
pemasaran yang dilakukan oleh sales untuk produk kedelai (susu kedelai) sbb:
Ø Menguasai
peta wilayah penjualan
Ø Memiliki
daftar calon pelanggan atau sasaran market di wilayah masing-masing
Ø Melakukan
prospecting/penawaran dengan cara yang benar
Ø Melakukan
Follow Up/tindak lanjut kepada orang yang pernah diprospek, baik kepada
orang yang pernah beli atau belum, minimal 3X penawaran.
Ø Melakukan
servis/pelayanan yang baik kepada setiap pelanggan
Ø Berusaha
untuk memperoleh pelanggan baru tiap harinya
Ø Memiliki
target jumlah penjualan dan target waktu penjualan
2.
Rantai dan Lembaga pemasaran
·
Rantai pemasaran yaitu jejak atau jalur yang
dilalui dalam menyampaikan barang dari produsen ke kosumen.
·
Lembaga pemasaran yaitu orang, badan atau
organisasi yang terlibat dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.
3.
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan
1. Fungsi
Pertukaran
Fungsi Pertukaran terdiri dari 2 bagian :
a. Penjualan
Sasaran Penjualan adalah
menngalihkan barang-barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.
Pada dasarnya kegiatan
penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
* Penjualan melalui
inspeksi ( pengawasan, pemeriksaan )
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada pembeli.
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada pembeli.
* Penjualan melalui sampel
( selling by sample )
Penjualan melalui sampel
berdasarkan kepada prinsip-prinsip standarisasi , sehingga sampel dari barang
yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan
dijual.
* Penjualan melalui
penggambaran ( description )
Penjualan dengan
penggambaran terjadi karena ada anggapan bahwa barang-barang akan bisa
digunakan sedemikaian rupa di daalm katalog-katalog.
* Penjualan melalui
kombinasi
Penjualan kombinasi antara
selling by sample, selling by inspection dan selling by description telah
menjadi biasa di dalam perdagangan yang modern.
b. Pembelian
·
Pembelian terdiri dari sejumlah kegiatan,
antara lain :
·
Penentuan macam, jumlah dan kualitas dari
barang-barang yang akan dibeli.
·
Mencari sumber pebawaran dan pengumpulan
barang.
·
Penentuan tempat daripada sumber-sumber
penawaran.
·
Mengetahui keadaan pasar baik menginai
persedian barang, harga, macam barang serta barang subsitusinya.
·
Merundingakan syarat-syarat pembelian
mencakup keterangan mengenai macam, jumlah dan kualitas barang yang dikehendaki
dan tanggal penyerahan.
·
Pemindahan hak milik, para pembeli menerima
barang dari pihak penual dan memelikinya.
2. Fungsi
pengadaan secara fisik
·
Pengangkutan
Pengangkutan ( transport )
berarti bergeraknya atau perpindahan barang-barang dari tempat produksi atau
tempat penjualan ke tempat-tempat di mana barang-barang tersebut akan dipakai
·
Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan
barang-barang selama jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan
dijual. Dengan demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping
bertendensi meratakan harga
3. Fungsi
pelancar
Ada 4 yaitu :
a) Pembiayaan
b) Penanggungan
resiko
Resiko dapat diartikan
sebagai ketidakpasyian dalam hubungannya denag ongkos, kerugian atau kerusakan.
Dalam hasil Pertanian di jumpai resiko-resiko , yang berdasarkan penyebabnya
dapat dikelompokan ke dalam :
1. Resiko yang timbul
karena sifat produk Suatu ciri dari hasil Pertanian adalah produk tidak tahan
lama dan mudah rusak. Untuk itu hasil pertanian harus secepat mungkin sampai ke
tangan produsen agar tidak terjadi kerugian.
2. Resiko karena Perubahan
kondisi Pasar
Perubahan kondisi pasar
seperti :
a.
Resiko karena fluktuasi harga
Perubahan harga menyebabkan
timbulnya kerugian aktuil atau kehilangan laba potensial bagi mereka pejual dan
pembeli barang, baik produsen maupun pedagang perantara. Perubahan harga
disebabkan oleh ketidakseimbangan daalm permintaan dan penawaran.
b.
Resiko karena Tempat
Resiko ini akan terjadi
pada pasar-pasar yang tidak terorganisir dengan baik,Karena pedagang
bersangkutan kurang pengetahuan tentang harga-harga pada berbagai pasar.
c.
Resiko karena unsur waktu Bagian terbesar dari resiko perubahan kondisi pasar
disebabkan oleh waktu. Resiko ini ditanggung oleh produsen, grosir dan pedagang
eceran.
d.
Resiko persaingan
Resiko ini timbul karena
tindakan pesaing dalam memperoleh laba. Suatu perbaikan dalam metoda produksi
akan memperbaiki kualitas dan penurunan biaya produksi persatuan sehingga
produsen bersangkutan dapat menurunkan harga produk di pasaran, hal ini
mengurangai permintaan dari produk pesaing.
e.
Resiko perubahan harga barang subsitusi Penurunan harga barang substitusi
akanmengalihkan perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.
3. Resiko karena kausa
alamiah, manusia dan pemerintah
Resiko alamiah mencakup pritiwa-pristiwa alam di luarkekuasaan manusia misalnya angin topan, cuaca buruk, banjir, hujan labat, kebakaran dan sebagainya.
Resiko karena unsur manusia misalnya kecurangan pegawai, debitur tidak membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan, ceroboh adri pegawai sehingga barang rusak dan hal-hal negatif lainnya.
Resiko alamiah mencakup pritiwa-pristiwa alam di luarkekuasaan manusia misalnya angin topan, cuaca buruk, banjir, hujan labat, kebakaran dan sebagainya.
Resiko karena unsur manusia misalnya kecurangan pegawai, debitur tidak membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan, ceroboh adri pegawai sehingga barang rusak dan hal-hal negatif lainnya.
c.
Informasi pasar
fungsi informasi pasar
mencakup tindakan-tindakan seperti berikut
·
Pengumpulan informasi ( fakta-fakta dan
gejala-gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat ).
·
Komunikasi ( penyampaian serta penyebaran )
informasi kepada pihak yang membutuhkan.
·
Penafsiran secara hati-hati atas informasi
sehubungan dengan problema-problema yang dipecahkan oleh pihak yang
bersangkutan.
·
Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana
dan kebijakan perusahaan, badan atau orang bersangkutan.
4.
Permasalahan
pemasaran
Ø Kurang
lengkapnya informasi pasar
Ø Kurangnya
pengetahuan terhadap pemasaran
Ø Kurangnya
modal
Ø Kurangnya
respon dari produsen terhadap permintaan pasar
Ø Kurang
memadainya peraturan-peraturan yang ada, sehingga mekanisme pasar menjadi
berkurang.
5.
Cara
menelaah masalah pemasaran
Masalah pemasaran merupakan masalah
yang sering terjadi dalam suatu kegiatan pemasaran baik itu masalah yang
berasal dari dalam (factor internal) maupun berasal dari luar(eksterbal), namun
masalah-masalah ini dapat diatasi dengan pendekatan yang bijak dan tanpa
merugikan pihak lain, sebab itulah dalam agribisnis diperlukan seorang manajer
yang handal dan memiliki kemampuan dalam menelaah masalah-masalah pemasaran
yang menghambat proses pendistribusian hasil produksi.
F. PENDUKUNG AGRIBISNIS
1.
Apa-apa saja yang termasuk lembga penunjang agribisnis
a. Pemerintah
b. Lembaga
pembiayaan
c. Lembaga
pemasaran dan distribusi
d. Koperasi
e. Lembaga
pendidikan formal
f. Lembaga
penyuluhan pertanian lapangan
g. Lembaga
penjamin dan penanggungan resiko
2.
Jelaskan peranan masing-masing lembaga tersebut dalam
pembangunan agribisnis
a. Pemerintah
Pemerintah yang berkuasa
memiliki wewenang yang kuat untuk membuat regulasi agar tercapainya agribisnis
yang adil dan kompetitif.
Peran regulasi pemerintah
dibidang agribisnis antara lain sbb :
·
Mencegah monopoli dan kartal dan Mengontrol
pihak tertentu yang diberi kewenangan untuk monopoli
·
Menyediakan pelayanan public dan Proteksi
dan Penentuan harga
·
Peningkatan ekonomi dan System pembiayaan
agribisnis, dll
b. Lembaga
pembiayaan
Yakni studi mikro tentang
bagaimana menyediakan modal, kemudian memakai, dan akhirnya mengawasi dan
mengontrol didalam suatu perusahaan agribisnis.
c. Lembaga
pemasaran dan distribusi
Yakni lembaga yang berperan
dalam menyampaikan (mendistribusikan) barang dan jasa ke pasaran.
d. Koperasi
Untuk menyediakan input dan juga memasarkan output yang dihasilkan olehagribisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar