Jumat, 13 Desember 2013

Agribisnis Merupakan Suatu Sistem

   Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan dari pada unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi antara unsur atau komponen yang satu dengan yang lainnya yang mana apabila salah satu dari unsur atau komponen tersebut terganggu maka sistem tersebut juga akan terganggu.
5.   Agribisnis Merupakan Suatu Sistem
Agribisnis merupakan suatu sistem dapat dikatakan demikian karena dalam agribisnis terdapat berbagai komponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan agribisnis.
Empat Subsistem Agribisnis :
Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) (off-farm), Kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit.
Subsistem produksi/usahatani (on-farm agribusiness), kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan.
Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness)(off-farm), berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya.
Subsistem lembaga penunjang (off-farm), seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya).
Dari keempat subsitem tersebut apabila salah satu subsistem terganggu dan tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsi utamanya, maka secara otomatis secara keseluruhan sistem agribisnis tersebut juga akan terganggu.
Dengan demikian agribisnis dapat dikatakan sebagai sebuah sistem karena agribisnis memiliki hubungan dan saling berinteraksi antara komponen yang satu dengan yang lainnya dalam menjalankan kegiatan agribisnis.
6.   Mengapa Perlu Membangun Agribisnis
Pertanian merupakan sektor penyumbang PDB terbesar di Indonesia jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Jadi jika dikatakan mengapa perlu membangun agribisnis?
Karena agribisnis merupakan sektor yang dapat memberikan PDB terbesar di Indonesia dan tidak hanya itu sektor ini juga dapat menyerap banyak jumlah tenaga kerja yang apabila pembangunan agribisnis ini dapat dilaksanakan maka secara otomatis akan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dengan adanya lapangan pekerjaan baru ini maka akan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Indonesia terkhususnya masyarakat yang ada dipedesaan.
Tidak hanya itu jika pembangunan agribisnis ini dapat terwujud maka Negara kita ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tidak perlu mengimpor dari Negara lain lagi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan jika pembangunan agribisnis ini dapat terlaksana tidak hanya kebutuhan dalam negeri saja yang dapat kita penuhi namun, kita juga dapat mengekspor keluar negeri yang tentunya akan dapat memberikan pendapatan Negara yang lebih besar.



7.   Potensi Membangun Agribisnis di Indonesia
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis bahkan dimungkinkan akan menjadi leading sector  dalam pembangunan nasional. Potensi agribisnis tersebut diuraikan sebagai berikut :
a.    Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45 persen total nilai tambah.
b.    Sektor agrbisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar 74 persen total penyerapan tenaga kerja nasional.
c.    Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat. Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan secara strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional (food security) yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial (socio security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan atau ketahanan nasional (national security).
d.    Kegiatan agribisnis umumnya bersifat resource based industry. Tidak ada satupun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya dan beraneka sumberdaya pertanian secara alami (endowment factor). Kenyataan telah menunjukkan bahwa di pasar internasional hanya industri yang berbasiskan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif dan mempunyai konstribusi terhadap ekspor terbesar, maka dengan demikian pengembangan agribisnis di Indonesia lebih menjamin perdagangan yang lebih kompetitif.
e.    Kegiatan agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang (backward dan forward linkages) yang sangat besar. Kegiatan agribisnis (dengan besarnya keterkaitan ke depan dan ke belakang) jika dampaknya dihitung berdasarkan impact multiplier secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian diramalkan akan sangat besar.
f.     Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barang-barang konsumsi pangan diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian diramalkan pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model Kentucky. Dengan demikian agroindustri akan menjadi kegiatan bisnis yang paling attraktif.
g.    Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.
h.    Kegiatan agribisnis umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga pengembangannya melalui agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun juga dapat menghindari pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin.
i.     Teknologi agribisnis sangat fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal ataupun padat tenaga kerja, dari manejement sederhana sampai canggih, dari skala kecil sampai besar. Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan padat, maka dalam pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.
j.     indonesia punya sumberdaya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi dan tidak busuk dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.

8.   Mengapa Mahasiswa Perlu Mempelajari Agribisnis
a.    Sebagai salah satu sector ekonomi penting
Agribisnis merupakan sektor yang memberikan kontribus yang besar dalam perekonomian di Indonesia, sektor agribisnis memberikan PDB yang paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Dan juga sektor agribisnis dapat menyerap banyak tenaga kerja yang memungkinkan untuk mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia dan sektor agribisnis ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
b.    Penyerap banyak tenaga kerja
Sector agribisnis merupakan sektor yang memiliki banyak jenis, dengan demikian maka banyak lapangan pekerjaan baru yang dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut maka sektor ini dapat menyerap lebih banyak jumlah tenaga kerja.
c.    Sektor dinamika dan menantang
Sector agribisnis merupakan sektor yang memiliki dinamika perubahan yang mengikuti teknologi sehingga pada sektor menantang bagi para manajer agribisnis agar memiliki kemampuan yang handal dalam menjalankan agribisnis, agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
d.    Memiliki keterkaitan yang luas
Sektor agribisnis merupakan sektor yang memiliki keterkaitan yang sangat luas antara sektor yang satu dengan sektor yang lainnya, sehingga sektor agribisnis ini akan dapat berjalan dengan baik jika setiap sektor yang ada saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lainnya.
e.    Memiliki spektrum yang sangat luas
f.     Banyak berhadapan dengan faktor eksternal
Sektor agribisnis merupakan sector yang sangat dipengaruhi oleh factor eksternal, dalam hal ini adalah factor cuaca, karena kegiata pertanian yang ada semuanya dilakukan dengan dukungan alam, jadi dalam pertanian kegiatan produksinya semua tergantung pada alam.
g.    Menjadi manajer yang handal
Sektor agribisnis merupakan sektor yang memiliki sangat banyak keterkaitan yang luas dengan yang lainnya, dan dalam sektor agribisnis hampir sebagian besar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh karena itu dalam agribisnis harus memiliki seorang manajer yang hadal dalam menghadapi semua permasalahan yang ada dengan baik dan tepat.
Karena dalam sebuah sektor, seorang manajer merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan sektor tersebut, untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada didalam sektor tersebut, dalam hal ini adalah sektor agribisnis.
B. SARANA PRODUKSI
1.   Pengertian Sarana Produksi, Alat dan Mesin Pertanian
a.    Sarana produksi adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan produksi, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan semua kegiatan produksi pertanian.
Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut : 
1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
2) Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
3) Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.
4) Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.
5) Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yangberkepentingan.
7) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya

·         Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang  digunakan  dalam usaha pertanian.
Pengelompokan penggunaan istilah alat dan mesin pertanian dapat diketahui dari tabel di bawah ini.
No
Kriteria
Alat
Mesin
1
Bentuk dan mekanisme yang digunakan
Bentuk dan mekanisme sederhana
Bentuk dan mekanisme lebih kompleks
2
Tenaga penggerak
Umumnya manual
Umumnya menggunakan mesin
3
Jumlah proses
Sedikit
Banyak
Beberapa contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat penanam benih padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin adalah traktor roda dua, mesin penggiling, dan mesin pemanen padi.
Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
· Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
· Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
· Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
· Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin
· Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
· Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
· Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian.

2.  Komponen-komponen Sarana Produksi Pada Usahatani
    Komponen-komponen Sarana Produksi Pada Usahatani kedelai yakni
·         Peralatan
·         Benih (bibit)
·         Pestisida
·         Mesin
·         Pupuk organik dan non organik
3. Pengadaan sarana produksi usahatani kedelai
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada saat ini seharusnya pengadaan sarana produksi yang dibutuhkan oleh usahatani kedelai dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan berkualitas untuk menunjang dalam menghasilkan produktifitas yang tinggi.

4.   Permasalahan Sarana Produksi Pada Usahatani kacang kedelai
Permasalahan yang dihadapi oleh usahatani kacang kedelai ini yakni kurangnya sarana produksi yang menggunakan teknologi canggih dalam proses yang ada sehingga produksi yang dihasilkan usahatani kacang kedelai ini kurang efektif dan efisien.
Tidak hanya itu proses yang dilakukan juga masih menggunakan cara manual yang tentunya masih menggunakan tenaga manusia baik itu dalam proses penanan sehingga proses selanjutnya.

5.   Upaya Perbaikan pengadaan sarana produksi pada Usahatani kacang kedelai
Upaya Perbaikan pengadaan sarana produksi pada Usahatani seharusnya diupayahkan saran produksi tersebut tepat waktu, tepat jumlah, berkualitas, tepat tempat dan harganya yang tepat.
Karena dalam usahatani sangat tergantung pada penyediaan pegadaan sarana produksi agar kegiatan produksi usahatani dapat berjalan.
Dan pada Upaya Perbaikan pengadaan sarana produksi pada Usahatani sebaiknya menggunakan pengembangan dan penerapan paket ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) pertanian secara continue agar usahatani yang ada dapat berkembang.




C. USAHATANI
1.   Pengertian Usahatani
Menurut Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam,  tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.

2.   Biaya Produksi 
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi untuk menjadikannya suatu produk (Hernanto, 1995).

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Usahatani Kedelai Per Hektar Per Musim Tanam
No.
Uraian
Jumlah 
(Rp)
1. 
2.
3.
4.


5.
6.
7.
Biaya tetap 
Biaya variabel
Total biaya produksi
Penerimaan
(Produksi 1.325 kg, harga Rp2.000,00/kg)
Pendapatan kotor (sebelum pajak)
Pajak penghasilan (15%)
Pendapatan bersih
412.472,50 
1.400.525,00
1.812.997,50
2.650.000,00


837.002,50
125.550,38
711.452,12
8. 
9.
10.
R/C = 1,46 
BEP = 906,50 kg per ha atau 0,68 Ha
ROI = 39,24 %

Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa usahatani kedelai masih menguntungkan yaitu dengan keuntungan bersih Rp 711.452,12/ha/mt. Selain tiu penerimaan usahatani sebesar 1,46 kali jumlah biaya yang dikeluarkan dan tingkat pengembalian modal atau tingkat keuntungan yang dicapai 39,24 % yang jauh lebih besar dari bunga pinjaman bank 24 %.
Skala usahatani tanaman kedelai yang merupakan jumlah produksi atau luas lahan yang terkecil yang harus diupayakan oleh petani dalam berusahatani kedelai supaya usahatani tersebut tidak mengalami kerugian, tidaklah terlalu luas, hal ini ditunjukkan oleh besarnyaBreak Event Point (BEP).
Tabel 3. Kriteria Investasi Usahatani Kedelai
No.
Uraian
NVP (24%)
Net B/C
IRR
1. 
2.
3.
4.
Keadaan normal 
Biaya naik 20%
Pendapatan turun 10%
Produksi mulur 1 tahun
4.908.380,02 
1.524.894,81
-657.685,81
-4.886.395,52
2,79 
1,33
0,88
0,56
73,82 
63,76
18,05
-7,75
Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa dalam keadaan normal (sesuai dengan yang diproyeksikan) NPV  positif Rp 4.908.380,02, Net B/C = 2,78 dan IRR = 73,82% yang jauh di atas persentase bunga pinjaman (24% per tahun). Hal ini memberikan arti bahwa proyek ini sangat layak untuk dilaksanakan.

3.   Pendapatan (kotor/bersih)
1.    Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan untuk pembayaran dan disimpan untuk digunakan pada akhir tahun.
2.    Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani.

4.   Pendapatan kerja keluarga
       jumlah uang yang diterima oleh pekerja keluarga dari aktivitasnya produksi yang dilakukan.

5.   Efisiensi Usahatani
          suatu usahatani yang dalam produksinya menghasilkan produk dengan cepat, lancar dan dengan pemborosan yang minimum.
Efisiensi dalam usahatani sangat menentukan kegiatan usahatani tersebut untuk menghasilkan produk dengan cost (biaya) yang kecil.

6.   Permasalahan pada usahatani kacang kedelai
a.    Pola produksi beberapa komoditi pertanian terletak dilokasi yang berpencar.
b.    Diusahakan dalam skala yang kecil
c.    Produk tidak tersedia sepanjang tahun
d.    Harga komoditi pertanian berfuktuasi sangat tajam
e.    Sarana prasarana kurang memadai
f.     Biaya transportasi tinggi
Karena lokasi pertanian yang berpencar-pencar dan jaraknya yang jauh dari pasar yang mengakibatkan biaya transportasi dalam penyaluran produk pertanian menjadi semakin tinggi dan harga produk juga secara otomatis akan mahal dipasaran, sehingga usahatani di Indonesia cendrung kurang efisien dalam biaya transportasi
g.    Agroindustri yang terbatas
Kurangnya agroindustri di pedesaan merupakan permasalah yang saat ini dialami oleh para petani kita.
Seandainya agroindustri di pedesaan memadahi maka produk-produk pertanian yang dihasilkan di pedesaan tidak akan mengalami kemerosokkan apabila tidak dapat dipasarkan dipasaran, dan dengan adanya agroindustri dipedesaan akan dapat membantu para petani dalam meningkatkan nilai produk pertanian para petani dengan mengolah hasil pertanian tersebut menjadi berbagai jenis produk baru.
Sebagai contoh : komoditi kacang kedelai, jika diolah oleh agroindustri menjadi tahu,tempe atau bahkan menjadi susu kedelai maka nilai dari kacang kedelai tersebut akan mengalami peningkatan dan secara otomatis akan meningkatkan pendapatan para petani kacang kedelai tersebut.
h.    Sistem kelembagaan, terutama dipedesaan kurang mendukung.

Pada komoditi kedelai permasalahan dalam Permasalahan dalam pengembangan  kedelai  secara  umum adalah  sebagai  berikut :
·         Penerapan  teknologi  berjalan lambat
·         Penggunaan  benih  bermutu  masih  rendah
·         Penggunaan pupuk berimbang, bio hayati dan organik masih rendah
·         Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya
·         Harga kurang menarik dibandingkan komoditas lain
·         Masih dianggap  sebagai  tanaman  sela  dalam  sistem  budidaya
·         Pemasaran  kurang terjamin
·         Lemahnya akses petani terhadap  sumber  permodalan/  pembiayaan   usaha,  dan
·         Kelembagaan dan kemitraan usaha belum berkembang
           Di samping itu, kendala di luar sektor pertanian juga sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kedelai yaitu antara lain :
·         Semakin berkurangnya ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan, 
·         Berkurangnya  ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan industri dan pemukiman dan
·         Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

BUDIDAYA TANI KEDELAI
a. Teknik Budidaya
1. Pembibitan
1.  Penyiapan Benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.
Cara pemberian legin:
o sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc; 
o legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum; 
o setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2.  Teknik Penyemaian Benih
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu.
3.    Pemindahan Bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
2. Pengolahan Media Tanam
1.    Persiapan
Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
2.    Pembentukan Bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
3.    Pengapuran
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan.
Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan
pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon
4.    Waktu Tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
3. Pemeliharaan Tanaman
1.    Penjarangan dan Penyulaman
           Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen.Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2.    Penyiangan
           Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
4) Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
e) Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
5) Pengairan dan Penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan. Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.
Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh.
Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola penyerangannya.
a. Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih,dilakukan sebelum benih ditanam.
b. Ulat prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan telur. Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide
c.  25 EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman setelah berumur di atas 20 hari. a. Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban
d. 20 EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
a. Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
7) Pemeliharaan Lain
Kedelai termasuk tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari maka membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda sehingga proses pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang -cabang kering tanaman pelindung yang jatuh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
a) Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian: 
(1) menanam kedelai
pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak
ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;
(2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya;
(3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
(4) penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
b) Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)
Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. 
Pengendalian:
(1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); 
(2) penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide  25 EC
c) Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa) 
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. 
Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
d) Cantalan (Epilachana Soyae)
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.
e) Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: 
(1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),
sebelum ulat berkembang biak; 
(2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
f) Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. 
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
g) Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. 
Pengendalian:
Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h) Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. 
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit
polong berbintik coklat. 
Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
i) Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. 
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
7.2. Penyakit
a) Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi. 
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian:
(1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
b) Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. 
Gejala: daun sedikit demi sedikit layu,menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. 
Pengendalian:
(1) varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
(2) menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
c) Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui   singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat. 
Gejala: bunga, buah dan daun mengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
d) Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine Mori)
Penyakit ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab.
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang
paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi
polong tua menjadi kerdil.
Pengendalian: 
(1)   perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; 
(2) penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper Sandoz.
e)    Penyaklit karat (Cendawan phakospora Phachyrizi)
Penyakit ini menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang
menerbangkan dan menyebarkan spora.
Gejala: daun tampak bercak dan bintikcoklat.
Pengendalian:
(1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
(2) menyemprotkan Dithane M 45.
f) Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas phaseoli)
Penyakit ini menyerang daun. 
Gejala: permukaan daun bercak-bercak menembus ke bawah. 
Pengendalian: menyemprotkan Dithane M 45.
g) Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium Sp)
Penyakit ini menyerang batang. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: batang menguning kecokllat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
Pengendalian: (1) memperbaiki drainase lahan; (2) menyemprotkan Dithane M
45.
           h) Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vektor
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala:
perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian:
(1) penanaman varietas yang tahan terhadap virus; (2) menyemprotkan Tokuthion
500 EC.
8. PANEN
           8.1. Ciri dan Umur Panen
           Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
           Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata.
8.2. Cara Panen
           Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
           a) Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
           b) Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat.
8.3. Periode Panen
           Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali.
8.4. Prakiraan Produksi
           Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700 kg/ha.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan dan Pengeringan
           Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
           Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
           Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
           Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
           Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
           Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
9.3. Penyimpanan dan pengemasan
           Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.














D. AGROINDUSTRI
1.   Pengertian agroindustri
Pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Agroindustri adalah suatu industri yang mentransformasikan hasil pertanian (dalam arti luas) menjadi produk industri dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya; dengan demikian merupakan suatu sistem terintegrasi yang melibatkan sumberdaya hasil pertanian, manusia, ilmu dan teknologi, uang, dan informasi.
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Contoh dari agroindustri kacang kedelai sendiri yaitu
·         Industry susu kedelai,
·         Tempe,
·         Tahu,kecap,tauco,
·         Abon kedelai, daging tiruan/meat analog (untuk vegetarian), minyak dan bungkil kedelai, dan berbagai bentuk makanan ringan/snack (keripik, rempeyek, dll).
·         Berbagai produk kosmetik dan kesehatan mencantumkan kedelai dalam komposisi bahan bakunya. Berkembangnya industri peternakan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku bungkil kedelai sebagai sumber protein penting dalam komposisi pakan unggas setelah jagung (Tangendjaja, et al, 2003).

2.   Nilai Tambah Agroindustri
Agroindustri pada dasarnya adalah industri yang berbasis pertanian guna menambah nilai dari komoditi pertanian dan menyempurnakan hasil pertanian. Nilai tambah yang diberikan agroindustri selain dapat mempertahankan dan menambah kualitas hasil pertanian juga dapat menambah nilai ekonomisnya dengan pengolahannya menjadi suatu produk.
Agroindustri pada komoditi kedelai dapat kita ketahui seperti pengolahan kedelai menjadi produk lain yakni menjadi tahu, tempe,dll. Dengan adanya agroindustri ini maka secara otomatis nilai kedelai yang semula tidak begitu tinggi, setelah diolah menjadi tahu dan tempe tersebut meberikan nilai tambah kepada kedelai tersebut menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai kedelai sebelum diproses menjadi produk baru.

3.   Permasalahan Agroindustri
Pengembangan industri kedelai menyangkut banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Sementara itu kurangnya lembagalinstansi seluruh Indonesia menjadi masalah dalam perkembangan agroindustri. Sistem informasi yang berbasis komputer diperlukan dalam pengembangan agroindustri yang diharapkan mampu mengatasi kendala tersebarnya informasi serta mampu menyediakan informasi yang cepat dan akurat, namun di Indonesia ketersediaan Sistem informasi yang berbasis computer tersebut kurang memadai sehingga menghambat perkembangan agroindustri di Negara ini . Masalah khusus sistem ini membahas perancangan sistem informasi bagi industri pengolahan kedelai. Sistem yang dirancang mencakup budidaya tanaman kedelai, industri pengolahan serta peraturan pemerintah dalam penanaman dan industri kedelai. Perancangan sistem meiiputi spesifikasi, analisis obyek, rancangan secara global dan terperinci, dan pembuatan prototype implementasi sistem.
Sedangkan pada agroindustri kedelai yang timbul di Indonesia ini yakni kurangnya pasokan bahan baku kedelai yang dibutuhkan oleh pabrik-pabrik yang mengelolah kedelai tersebut, serta di Indonesia agroindustri yang mengelolah kacang kedelai yang ada di Indonesia ini sebagian besar skala nya kecil dan pekerjaannya hamper semua dilakukan secara tradisional.

4.   Upaya Perbaikannya
Agroindustri merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan nilai tambah dan memberikan nilai kualitas yang lebih baik terhadap semua jenis komoditi pertanian yang dihasilkan oleh para petani yang akan diolah.
Upaya-upaya perbaikan agroindustri dapat dilakukan dengan :
·         Menyediahkan lembaga-lembaga yang mendukung serta mengawasi agroindustri
·         Menyediakan semua keperluan yang dibutuhkan oleh agroindustri seperti ; bahan baku, dll
·         Mensosialisasikan penggunaan teknologi dalam kegiatan produksi agroindustri untuk dapat meningkatkan hasil produksinya.
·         Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam pemasaran produk yang dihasilkan oleh agroindustri.
·         Dll
Tidak hanya itu terdapat juga beberapa masalah yakni :
Agroindustri merupakan salah satu subsistem yang melengkapi rangkaian sistem agribisnis, subsistem ini berfokus pada kegiatan berbasis pengolahan sumberdaya hasil pertanian dan peningkatan nilai tambah. Agroindustri memiliki peranan yang penting terkait upaya pemenuhan kebutuhan pokok, penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, serta peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan. Kemudian, agroindustri diharapkan menjadi magnet bagi pembangunan pertanian Indonesia dengan membuka pasar yang baru terkait hasil pengolahan produk pertanian karena hasil turunan produk pertanian yang dapat menjadi beragam kegunaan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Adapun agroindustri yang ideal adalah subsistem yang dibangun dari wilayah pedesaaan sebagai basis utama pengembangan, karena aksesibilitas yang baik terhadap bahan baku pertanian, pemenuhan masyarakat pedesaan terhadap hasil produk agroindustri yang relatif potensial dan menciptakan integrasi sistem agribisnis, dimana subsistem on farm, agroindustri dan pemasaran menjadi satu dalam wilayah pedesaan.
Dibalik keunggulan dan idealnya agroindustri dalam pemahaman teoritis, agroindustri yang ada di Indonesia dapat dikatakan belum berhasil berjalan sesuai harapan masyarakat Indonesia yaitu dengan fakta bahwa Indonesia memiliki banyak potensi pertanian yang secara logika dapat dengan baik subsistem tersebut berjalan karena melimpahnya bahan baku industri tersebut. Fakta berikutnya adalah apabila dibandingkan negara tetangga seperti malaysia ataupun vietnam, agroindustri masih belum dapat leading di regional ASEAN padahal negara-negara tersebut dahulunya belajar pertanian di Indonesia. Diliat dari fakta bahwa agroindustri Indonesia belum berjalan dengan baik, terbentuk opini bahwa masalah agroindustri di Indonesia cukup kompleks.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi pengembangan agroindustri Indonesia yaitu pertamaadanya keterbatasan bahan baku yang memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan agroindustri. Adapun faktanya adalah bahan baku untuk kegiatan agroindustri yang memiliki kriteria yang runut dan kualitas yang tinggi ini, akan tetapi petani Indonesia belum mampu memenuhi kriteria tersebut disebabkan masih sulitnya pendanaan dan teknologi usahatani yang sesuai requirement bahan baku industri.
Permasalahan kedua yaitu kapabilitas sumberdaya manusia yang belum baik terkait kemampuan menggunakan teknologi agroindustri. Masalah tersebut berdampak kepada efisiensi industri menjadi lebih rendah dari negara pesaing. Adapun penyebab masalah tersebut adalah lemahnya pemberdayaan sumberdaya manusia berbasis riset dan sosialisasi hasil riset tersebut yang belum optimal terhadap masyarakat pertanian. Ketiga, investasi agroindustri yang belum booming akibat iklim invastasi, kepastian hukum dan politik, dan insentif yang diberikan kepada investor yang akan berkecimpung di sektor agroindustri. Adapun salah satu contoh yaitu kebijakan agroindustri yang ditetapkan pemerintah kerap tumpang tindih dan saling melakukan kanibalisme, sehingga investor dan pengusaha yang ingin berkontribusi di sektor agroindustri menjadi takut untuk melakukan pengembangan agroindustri di Indonesia.
Selanjutnya masalah keempat adalah adanya penerapan suku bunga kredit usaha yang sama ditetapkan antara sektor agribisnis dan non agribisnis. Adapun sektor agirbisnis memiliki karakteristik yang lebih berisiko dari sektor non agribisnis sehingga penetapan suku bunga pinjaman usaha yang disama ratakan adalah tindakan yang kurang proposional. Masalah kelima dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah rendahnya peningkatan kualitas dan mutu riset dari kalangan akademisi terkait pembaharuan teknologi di sektor agroindustri, sehingga Indonesia masih tergantung kepada tren teknologi yang ada di dunia tanpa melakukan inovasi guna memunculkan kekuatan diferensiasi produk dan teknologi agroindustri Indonesia.
Masalah keenam yaitu ketersediaan saran dan prasarana yang mendukung pengembangan agroindustri di Indonesia masih belum berjalan sesuai harapan yang diinginkan investor dan pengusaha. Hal ini berkaitan erat dengan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha untuk mendapatkan bahan baku industri dan mendistribusikan produk hasil pengolahannya. Keenam masalah tersebut merupakan sebagian kecil masalah yang didapat untuk mengurai penyebab lambatnya pengembangan agroindustri di Indonesia. Adapun solusi yang dapat diberikan adalah pemerintah harus dapat merencanakan arahan yang jelas terkait sektor agroindustri Indonesia dan dapat merangkul stakeholder terkait pengembangan agroindustri agar mendapatkan keselarasan antara tren yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan, dan keinginan para investor serta pengusaha yang akan terjun di sektor agroindustri.



E. PEMASARAN
1.   Pengertian Pasar dan Pemasaran
Ø    Pengertian pasar
Pengertian secara sempit
Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa.  
Pengertian secara luas
Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu.
Ø    Pengertian pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan menyampaikan barang/jasa dari produsen ke konsumen melalui perantara pemasaran atau dengan kata lain pemasaran merupakan suatu proses yang mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari produsen ke konsumen.
Sebagai contoh yaitu pemasaran yang dilakukan oleh sales untuk produk  kedelai (susu kedelai) sbb:
Ø  Menguasai peta wilayah penjualan
Ø  Memiliki daftar calon pelanggan atau sasaran market di wilayah masing-masing
Ø  Melakukan prospecting/penawaran dengan cara yang benar
Ø  Melakukan Follow Up/tindak lanjut kepada orang yang pernah diprospek, baik  kepada orang yang pernah beli atau belum, minimal 3X penawaran.
Ø  Melakukan servis/pelayanan yang baik kepada setiap pelanggan
Ø  Berusaha untuk memperoleh pelanggan baru tiap harinya
Ø  Memiliki target jumlah penjualan dan target waktu penjualan

2.   Rantai dan Lembaga pemasaran
·         Rantai pemasaran yaitu jejak atau jalur yang dilalui dalam menyampaikan barang dari produsen ke kosumen.
·         Lembaga pemasaran yaitu orang, badan atau organisasi yang terlibat dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.

3.   Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan
1.    Fungsi Pertukaran
Fungsi Pertukaran terdiri dari 2 bagian :
a.  Penjualan
Sasaran Penjualan adalah menngalihkan barang-barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.
Pada dasarnya kegiatan penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
* Penjualan melalui inspeksi ( pengawasan, pemeriksaan )
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada pembeli.
* Penjualan melalui sampel ( selling by sample )
Penjualan melalui sampel berdasarkan kepada prinsip-prinsip standarisasi , sehingga sampel dari barang yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan dijual.
* Penjualan melalui penggambaran ( description )
Penjualan dengan penggambaran terjadi karena ada anggapan bahwa barang-barang akan bisa digunakan sedemikaian rupa di daalm katalog-katalog.
* Penjualan melalui kombinasi
Penjualan kombinasi antara selling by sample, selling by inspection dan selling by description telah menjadi biasa di dalam perdagangan yang modern.
b.  Pembelian
·         Pembelian terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain :
·         Penentuan macam, jumlah dan kualitas dari barang-barang yang akan dibeli.
·         Mencari sumber pebawaran dan pengumpulan barang.
·         Penentuan tempat daripada sumber-sumber penawaran.
·         Mengetahui keadaan pasar baik menginai persedian barang, harga, macam barang serta barang subsitusinya.
·         Merundingakan syarat-syarat pembelian mencakup keterangan mengenai macam, jumlah dan kualitas barang yang dikehendaki dan tanggal penyerahan.
·         Pemindahan hak milik, para pembeli menerima barang dari pihak penual dan memelikinya.
2.    Fungsi pengadaan secara fisik
·         Pengangkutan
Pengangkutan ( transport ) berarti bergeraknya atau perpindahan barang-barang dari tempat produksi atau tempat penjualan ke tempat-tempat di mana barang-barang tersebut akan dipakai
·         Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan barang-barang selama jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual. Dengan demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping bertendensi meratakan harga
3.    Fungsi pelancar
Ada 4 yaitu :
a)    Pembiayaan
b)   Penanggungan resiko
Resiko dapat diartikan sebagai ketidakpasyian dalam hubungannya denag ongkos, kerugian atau kerusakan. Dalam hasil Pertanian di jumpai resiko-resiko , yang berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokan ke dalam :
1. Resiko yang timbul karena sifat produk Suatu ciri dari hasil Pertanian adalah produk tidak tahan lama dan mudah rusak. Untuk itu hasil pertanian harus secepat mungkin sampai ke tangan produsen agar tidak terjadi kerugian.
2. Resiko karena Perubahan kondisi Pasar
Perubahan kondisi pasar seperti :
a. Resiko karena fluktuasi harga
Perubahan harga menyebabkan timbulnya kerugian aktuil atau kehilangan laba potensial bagi mereka pejual dan pembeli barang, baik produsen maupun pedagang perantara. Perubahan harga disebabkan oleh ketidakseimbangan daalm permintaan dan penawaran.
b. Resiko karena Tempat
Resiko ini akan terjadi pada pasar-pasar yang tidak terorganisir dengan baik,Karena pedagang bersangkutan kurang pengetahuan tentang harga-harga pada berbagai pasar.
c. Resiko karena unsur waktu Bagian terbesar dari resiko perubahan kondisi pasar disebabkan oleh waktu. Resiko ini ditanggung oleh produsen, grosir dan pedagang eceran.
d. Resiko persaingan
Resiko ini timbul karena tindakan pesaing dalam memperoleh laba. Suatu perbaikan dalam metoda produksi akan memperbaiki kualitas dan penurunan biaya produksi persatuan sehingga produsen bersangkutan dapat menurunkan harga produk di pasaran, hal ini mengurangai permintaan dari produk pesaing.
e. Resiko perubahan harga barang subsitusi Penurunan harga barang substitusi akanmengalihkan perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.
3. Resiko karena kausa alamiah, manusia dan pemerintah
Resiko alamiah mencakup pritiwa-pristiwa alam di luarkekuasaan manusia misalnya angin topan, cuaca buruk, banjir, hujan labat, kebakaran dan sebagainya.
Resiko karena unsur manusia misalnya kecurangan pegawai, debitur tidak membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan, ceroboh adri pegawai sehingga barang rusak dan hal-hal negatif lainnya.

c.    Informasi pasar
fungsi informasi pasar mencakup tindakan-tindakan seperti berikut
·         Pengumpulan informasi ( fakta-fakta dan gejala-gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat ).
·         Komunikasi ( penyampaian serta penyebaran ) informasi kepada pihak yang membutuhkan.
·         Penafsiran secara hati-hati atas informasi sehubungan dengan problema-problema yang dipecahkan oleh pihak yang bersangkutan.
·         Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana dan kebijakan perusahaan, badan atau orang bersangkutan.

4.   Permasalahan pemasaran
Ø  Kurang lengkapnya informasi pasar
Ø  Kurangnya pengetahuan terhadap pemasaran
Ø  Kurangnya modal
Ø  Kurangnya respon dari produsen terhadap permintaan pasar
Ø  Kurang memadainya peraturan-peraturan yang ada, sehingga mekanisme pasar menjadi berkurang.

5.   Cara menelaah masalah pemasaran
Masalah pemasaran merupakan masalah yang sering terjadi dalam suatu kegiatan pemasaran baik itu masalah yang berasal dari dalam (factor internal) maupun berasal dari luar(eksterbal), namun masalah-masalah ini dapat diatasi dengan pendekatan yang bijak dan tanpa merugikan pihak lain, sebab itulah dalam agribisnis diperlukan seorang manajer yang handal dan memiliki kemampuan dalam menelaah masalah-masalah pemasaran yang menghambat proses pendistribusian hasil produksi.
F. PENDUKUNG AGRIBISNIS
1.   Apa-apa saja yang termasuk lembga penunjang agribisnis
a.    Pemerintah
b.    Lembaga pembiayaan
c.    Lembaga pemasaran dan distribusi
d.    Koperasi
e.    Lembaga pendidikan formal
f.     Lembaga penyuluhan pertanian lapangan
g.    Lembaga penjamin dan penanggungan resiko

2.   Jelaskan peranan masing-masing lembaga tersebut dalam pembangunan agribisnis
a.    Pemerintah
Pemerintah yang berkuasa memiliki wewenang yang kuat untuk membuat regulasi agar tercapainya agribisnis yang adil dan kompetitif.
Peran regulasi pemerintah dibidang agribisnis antara lain sbb :
·         Mencegah monopoli dan kartal dan Mengontrol pihak tertentu yang diberi kewenangan untuk monopoli
·         Menyediakan pelayanan public dan Proteksi dan Penentuan harga
·         Peningkatan ekonomi dan System pembiayaan agribisnis, dll
b.    Lembaga pembiayaan
Yakni studi mikro tentang bagaimana menyediakan modal, kemudian memakai, dan akhirnya mengawasi dan mengontrol didalam suatu perusahaan agribisnis.
c.    Lembaga pemasaran dan distribusi
Yakni lembaga yang berperan dalam menyampaikan (mendistribusikan) barang dan jasa ke pasaran.
d.    Koperasi Untuk menyediakan input dan juga memasarkan output yang dihasilkan olehagribisnis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar