Rabu, 27 November 2013

Fisika, Alam, dan Islam

Fisika, Alam, dan Islam 



    Fisika. Bagaimana kesan anda ketika mendengarnya? Sudah tentu berbeda-beda pendapatnya. Namun secara umum, jika seorang pelajar ditanya demikian pasti mengatakan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit atau bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa fisika adalah salah satu pelajaran yang dibenci. Dengan berbagai macam alasan, mereka mencoba menghindar dan  berusaha membuat pernyataan bahwa fisika itu sulit, memusingkan, aneh dan tidak terlalu penting untuk dibahas secara detil. Bayangkan saja, sebuah bola yang jatuh pun perlu dihitung! Fisika memang
sudah kita kenal sejak berada di bangku SMP, dan dilanjutkan di bangku SMA. Namun hanya sebagian saja dari mereka yang memilih untuk tetap mempelajari ilmu pasti ini karena merasa tidak bermasalah dengan mata pelajaran ini, atau mungkin karena menyukainya.

     Pemikiran seseorang memang berbeda-beda. Sebagian besar orang yang mengaku tidak suka fisika, adalah orang yang merasa fisika itu pelajaran yang sulit. Dia merasa sulit memahami dan menguasai fisika karena dia kurang ramah terhadap fisika dan selalu underestimate setiap berhadapan dengan fisika. Karena hal inilah, kebanyakan pelajar tidak begitu menyukai fisika.

     Jika sejak awal para pelajar tidak menyukai fisika, lalu bagaimana dengan tuntutan zaman ini yang terus menanti dan membutuhkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi? Sedangkan fisika adalah ilmu pokok yang menjadi dasar dari perkembangan teknologi tersebut. Oleh karena itu, fisika perlu di kenalkan sejak awal sebagai pelajaran yang penting untuk dipelajari dan berusaha untuk menarik minat pelajar agar tidak mengacuhkan fisika, dan besedia mempelajari serta mendalaminya.

     Sudah menjadi kewajiban manusia untuk merawat bumi dan menjadikannya sebagai tempat yang nyaman dengan meningkatkan peradaban melalui perkembangan teknologi. Bukankah manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur dan memimpin kehidupan di bumi ini agar dapat berjalan dengan baik dan menjadi tempat yang nyaman untuk di huni? Dan lebih jauh lagi, dengan mempelajari ilmu alam ini, manusia diharapkan memahami tentang fakta penciptaan dari Sang Khalik dan manusia dapat mencapai tujuan yang utama dari belajar itu sendiri, yaitu mengakui keberadaan Tuhan. Lalu bagaimana peranan dari pendidikan berkarakter dalam hal ini? Pendidikan berkarakter ini sangat dibutuhkan untuk membentuk sinergi antara penguasaan ilmu alam dan konsep pemikiran tentang pengakuan terhadap keberadaan Tuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara fisika, alam dan islam dengan perantara pendidikan berkarakter didalamnya.

Fisika

    Fisika adalah ilmu alam yang mempelajari hukum-hukum dari hubungan benda – benda yang ada di alam. Dalam ilmu itu, terdapat ide yang mendasari sebuah konsep dari gejala alam dan disebut sebuah teori. Jika teori tersebut dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disebut sebagai ’hukum fisika’.

    Seperti sejarah yang sudah tak asing ditelinga kita, ilmuwan terkenal Sir issac Newton yang memiliki sebuah ide ketika melihat apel yang jatuh dari pohonnya kemudian menganalisanya sehingga terbentuklah sebuah konsep tentang hubungan antara benda-benda mati ini (apel dan bumi) dan menjadi hukum grafitasi newton setelah dibuktikan kebenarannya. Hukum newton terdiri dari 3 bagian. Yakni, hukum 1 Newton, hukum II Newton, dn hukum III Newton.

    Namun, hukum fisika tidak hanya terdiri dari konsep- konsep, namun juga mengandung perhitungan-perhitungan matematis dalam menentukan nilainya. Karena ilmu fisika didasarkan pada konsep-konsep hubungan benda yang ada di alam dan didalamnya terdapat perhitungan matematis, maka fisika dapat dikatakan sebagai ilmu pasti dimana didalamnya tidak ada spekulasi, pendapat yang subyektif dan selalu berdasarkan pada kenyataan yang ada di alam. Karena selalu memiliki nilai yang pasti dan berhubungan langsung dengan alam, seharusnya fisika dapat dipelajari dengan mudah dan menjadi pelajaran yang menyenangkan.

     Namun mengapa saat ini fisika justru dianggap sebagai ilmu yang paling sulit bagi sebagian besar pelajar? Tak lain penyebabnya adalah karena penggunaan rumus – rumus dan keterlibatan matematika didalamnya. Hal ini didasarkan fakta bahwa menurut hasil survey, sebagian besar pelajar yang sulit dalam matematika juga merasakan kesulitan dalam mata pelajaran fisika. Demikian juga sebaliknya. Namun, perlu diingat bahwa fisika bukan hanya ilmu yang terbentuk dari kumpulan rumus matematis. Lebih dari itu, fisika memiliki konsep-konsep penting yang menjadi inti dari ilmu itu sendiri.

     Seharusnya hal ini dapat dijadikan sebagai celah untuk mengenalkan fisika sebagai pelajaran yang tidak sulit dan mengusahakan agar fisika tidak hanya dapat diterima oleh kalangan pelajar yang ber-IQ tinggi dan seorang master dalam matematika, namun menjadi ilmu yang juga dapat dipelajari dan dinikmati oleh semua kalangan pelajar.  Dengan begini, diharapkan fisika tidak lagi memiliki image yang menakutkan di kalangan pelajar sehingga tak ada keraguan dan beban lagi untuk mempelajari dan mendalami ilmu ini.

Fisika dan Alam

    Sudah dikatakan sebelumnya, bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan benda-benda di alam dan untuk memahami alam itu sendiri. Tentu saja fisika tidak bisa dipisahkan dengan alam.

    Fisika sudah dipelajari mulai sekitar 2400 SM. Mulai saat itu manusia mulai memahami gejala yang ada di alam. Dimulai dari pengalaman yang diikuti dengan rasa ingin tahu, kemudian mereka mulai melihat secara detail, menganalisis, dan pada akhirnya dapat memahami gejala alam tersebut. Dengan bekal pengetahuan tersebut, manusia mulai mengamalkannya dan dapat mengembangkannya hingga muncullah sebuah peradaban baru.

    Sampai saat ini, sudah sangat banyak sekali penemuan-penemuan baru , teori, hukum-hukum dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimulai dari atom-atom yang berukuran sangat kecil hingga pengetahuan tentang jagad raya dan gejala yang ada didalamnya seperti teori Big-Bang dan teori relativitas Einstein yang membahas tentang kerelativitasan ruang dan waktu. Semua pengetahuan itu adalah keberhasilan penamuan manusia dalam membaca alam. Misalnya, ilmu pengetahuan tentang atom-atom itu adalah kesuksesan usaa manusia dalam mengungkapkan kebenaran tentang fakta atom tersebut. Apa sebenarnya atom itu? Apa saja bagian-bagiannya? Seperti apa struktur didalamnya? Bagaimana ia dapat membentuk struktur tersebut? Dan segala macam hal yang menjabarkan hukum alam. Ilmu yang mengungkapkan keteraturan semua benda yang ada di alam. Ilmu yang mengakui bahwa alam ini memang sangat luar biasa.

    Jika saat ini para ilmuwan dapat menemukan struktur dari atom misalnya lpenemuan elektron, proton, dan netron. Itu hanyalah sekedar sebuah penamaan. Penamaan sesuatu yang telah ada di alam sejak pertamakali alam terbentuk. Bukan menciptakan materi baru bernama elektron, proton atau netron itu. Jjika ilmuan dapat menemukan fkta tentang milyaran galaksi yagn ada dijagad raya ini, maka itu adalah suatu penjabaran tentang fakta yang sudah ada sejak dahulu, sebelum mereka menyadari keberadaan galaksi dan bintang-bintang itu. Bukan menciptakan sebuah arsitektur dan kemegahan alam yang sangat dahsyat tersebut.

    Disini jelas sekali bahwa peran ilmu fisika adalah untuk membaca, mengungkap dan memahami tentang gejala di alam, mengetahui dan memahami keteraturan di alam ini. Bukan menciptakan alam dan membuat keteraturan hukum di alam tersebut.


Fisika dan Ayat-Ayat Allah

     “Penamaan” dari penemuan seperti itu dianggap sebagai penemuan besar di dunia sains. Padahal yang dilakukan ilmuwan bukanlah usaha untuk membentuk keseimbangan baru di alam semesta atau membangun sistem baru, namun hanya usaha untuk memahami dan menguraikan rahasia keseimbangan yang nyata di dalam kosmos. Yang biasa mereka lakukan adalah hanya mengamati salah satu keajaiban dari yang tak terhitung banyaknya ciptaan Allah di alam semesta dan menamainya. Para ilmuwan yang mendeteksi sistem atau struktur agung ciptaan Allah diberi aneka penghargaan ilmiah, dihormati dan dikagumi orang. Dalam hal ini, yang seharusnya benar-benar dihormati, tanpa ada keraguan, adalah Allah, yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, yang menciptakan sistem itu dari tidak ada menjadi ada, melengkapinya dengan keseimbangan sangat rumit dan terus-menerus menciptakan keajaiban luar biasa.
   
     Jadi dapat dikatakan bahwa sudah selayaknya ilmu fisika dapat menyadarkan untuk menyembah-Nya. Sampai saat ini, sudah banyak sekali ilmuwan atheis yang kemudian memeluk islam karena menyadari fakta penciptaan tersebut.

Fisika, Alam dan Islam  (dan Peranan Pendidikan Berkarakter)

     Dari penjabaran diatas, dapat kita ambil suatu kerangka fikiran bahwa dengan fisika (dan ilmu pengetahuan alam lainnya secara umum) manusia dapat melihat dan memahami segala gejala yang ada di alam untuk dimanfaatkan demi kepentingan umat manusia itu sendiri serta yang lebih penting, sebagai sarana untuk lebih mengenal Tuhannya, Allah SWT.

    Alhamdulillah. Jika pada akhirnya ilmu yang dipelajarai dan diperoleh dapat membawa menuju jalan kebenaran. Bukankah itu tujuan dari menuntut ilmu? Untuk mengakui keberadaan-Nya dan menyembah-Nya.
     Namun bagaimana jika ilmu itu justru menjadikan seseorang menjadi sombong dan bahkan mengakui bahwa dirinyalah yang hebat atau bahkan justru mengingkari adanya Tuhan dan fakta penciptaan-Nya? Seperti teori evolusi dari Darwin. Suatu contoh lagi, penemuan teknologi nuklir yang seharusnya dimanfaatkan untuk menghasilkan suber tenaga dan berguna bagi kehidupan manusia, namun digunakan sebagai alat peperangan seperti peristiwa mengenaskan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 dulu.
Inilah peranan dari pedidikan berkarakter dalam membimbing akan didik agar memiliki pemikiran yang benar dan sesuai sehingga ilmu yang ia miliki tidak justru menjadikannya semakin menjauh dari kebenaran. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki jika hal itu tidak diimbangi dengan akhlak yang baik, maka tidak akan ada manfaat dari ilmu itu atau bahkan bisa memberikan kerugian bagi dirinya dan orang lain.
Pada akhirnya, pendidikan berkarakter diharapkan mampu menghubungkan antara kepemilikan ilmu pengetahuan dan perilaku serta kesadaran yang seharusnya dimiliki oleh seoarang pembelajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan berkarakter adalah komponen terpenting dalam proses pertemuan ilmu fisika, alam dan islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar